Siamang (Symphalangus syndactilus atau Hylobates syndactylus)
Klasifikasi
• Kingdom: Animalia• kingdom : Animalia
• Phylum: Chordata • Filum : Chordata
• Class: Mammalia • Kelas : Elasmobranchii
• Order: Primates • Ordo : Primata
• Family: Hylobatidae • famili : Hylobatidae
• Genus: Hylobates • genus : Hylobates
• Species: Hylobates syndactylus • spesies : Hylobates syndactylus
Habitat dan distribusi
Siamang biasa hidup didaerah perbukitan yang terletak sekitar 500 sampai 2500 kaki diatas permukaan air laut. Hewan ini dapat ditemukan di rerimbunan atas hutan angin musim yang berganti daun, hutan hujan dan hutan tropis. Siamang tersebar diwilayah asia selatan meliputi burma, pegunungan barisan sumatra, pegunungan diselatan semenanjung melayu sungai perak dan kepulauan mentawai. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan diatas dahan pohon.
Ciri-ciri dan deskripsi fisik
Siamang yang merupakan satu-satunya spesies dalam genus Symphalangus. Siamang adalah yang istimewa untuk dua alasan. The first is that two fingers on each hand are fused together — hence the name " syndactylus ", from the Ancient Greek sun- , "united" + daktulos "finger". Yang pertama adalah bahwa pada masing-masing dua jari tangan yang tergabung bersama ( "syndactylus", dari Yunani Kuno-Ming). The second is the large "gular sac" (found in both male and female of the species), which is a throat pouch that can be inflated to the size of its head, allowing the Siamang to make loud resonating calls or songs. Yang kedua adalah besar "gular kantung" (ditemukan di kedua laki-laki dan perempuan dari jenisnya), yang merupakan kantong tenggorokan yang dapat membengkak seukuran kepalanya, siamang mengeluarkan resonating keras untuk membuat panggilan atau lagu.
Siamang memiliki wajah berwarna hitam dengan nostril yang kecil, mata yang gelap. Tubuh siamang dilindungi oleh rambut yang sangat lebat di seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah, jari, telapak tangan, ketiak dan telapak kaki. Rambut siamang berwarna sangat coklat sampai hitam. Tangan siamang mirip dengan tangan manusia. Mereka mempunyai empat jari panjang dan satu jari pendek(jempol). Pada kaki terdapat lima jari yang hampir mirip dengan jari pada tangan. Siamang memiliki ukuran tubuh yang kecil dan ringan yang memudahkan mereka bergelantung di pohon. Kepala kecil berbentuk bulat dengan lengan lebih panjang dari pada kaki. Panjang lengan mencapai 2.3 sampai 2.6 panjang tubuh.
Siamang memiliki ukuran tubuh 74 sampai 89 cm dengan berat sekitar 10 kg. Siamang memiliki rumus gigi seperti pada gigi manusia, yaitu 2/2 1/1 2/2 3/3 = 32. Kromosom pada siamang berjumlah 25 pasang. Siamang jantan ukurannya sedikit lebih besar dari pada yang betina. Pada yang jantan tubuh biasanya berukuran 46.8 sampai 84.6 cm dengan berat 9.5 sampai 12.7 kg. Siamang jantan memiliki seikat rambut didaerah kelamin. Sementara itu, siamang betina memiliki ukuran tubuh 46 sampai 63 cm dengan berat 9 sampai 11.6 kg.
Gb. Kantung gular
Siamang memiliki indera yang sangat mirip dengan manusia, termasuk indera pendengaran, penglihatan, bau, rasa dan sentuhan. Selain itu, siamang memiliki tenggorokan khusus yang disebut gular kantung. Katung ini dapat membesar sebesar kepalanya dan dapat menimbulkan suara yang sangat keras mencapai lebih dari 2 mil.
Perbandingan siamang dengan primata lain (gorila)
Perbandingan siamang dengan gorila meliputi beberapa hal. Siamang merupakan anggota primata yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada gorila sehingga berat tubuh siamang jauh lebih ringan dan pergerakannya lebih cepat dibanding dengan gorila.
Gb. Perbandingan tulang siamang dengan gorila
Ukuran besar tulang siamang jauh berbeda daripada gorila. Namun, dalam perbandingan antara panjang tangan berbanding tubuh, siamang memiliki ukuran tangan yang lebih panjang daripada gorila. Ketika berdiri tegak, tangan siamang berjarak 10 cm dari tanah, sedangkan tangan gorila berjarak 40 cm dari tanah.
perilaku
Siamang menghabiskan sebagian besar hidupnya diatas pohon. Kehidupan mereka didominasi dengan bergelantung dari satu Ketika bergerak lambat, mereka memegang satu cabang dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya belum dilepas dari cabang yang sebelumnya cabang ke cabang lain. Proses yang dilakukan seperti ini disabut brachiating.
Gb. Pergerakan lambat siamang
Ketika tangan berhasil memegang cabang yang ke dua, tangan baru akan melepas cabang yang pertama dan beralih ke cabang ke tiga.
Gb. Pergerakan cepat siamang
Ketika bergerak cepat, siamang sering melepas pegangan tangan yang ada dicabang pertama, kemudian bergelantung memegang cabang kedua. Proses seperti ini membutuhkan tenaga yang lebih. Ketika melakukan brachiating, posisi jari tangan seperti memegang pada manusia(empat jari bergabung menjadi satu sementara jari yang satunya berada pada posisi yang berlawanan dari empat jari yang lain). Siamang juga dapat berjalan dipohon dan cabang-cabang kecil menggunakan kakinya yang dibantu oleh tangan terulur untuk membantu menjaga keseimbangan. Siamang dapat melompat dari satu cabang ke cabang pohon yang lain. Dalam satu lompatan dapat mencapai 30 kaki atau 9 m. Salah satu kelemahan siamang adalah tidak suka air dan tidak dapat berenang.
Siamang hidup dalam kelompok keluarga dari seekor jantan dewasa dan pasangannya sampai 4 keturunan. Mereka hidup berpasangan yang didalam pasangan tersebut terdapat kesetiaan yang tinggi. Setiap pagi, kelompok siamang menimbulkan suara yang sangat keras untuk mengumumkan posisinya dihutan. Suara ini merupakan penanda bahwa wilayah tersebut merupakan daerah teritorial kelompok siamang tersebut. Seperti kebanyakan kera, salah satu kegiatan siamang adalah berdandan. Dalam satu kelompok, salah satu anggota kelompok terkadang membersihkan rambut pada anggota kelompoknya.
Siamang merupakan anggota dari kera, bukan monyet. Namun tidak seperti anggota kera yang lain, siamang tidak membuat ”kandang tidur”. Mereka, baik sendiri maupun berkelompok hanya tidur diantara cabang ketiak pohon. Mereka tidur dengan posisi duduk tegak. Siamang biasanya menghabiskan waktunya didahan pohon setinggi 18 sampai 30 meter. Namun, saat melihat predator dibawahnya, mereka justru mendekat ke dahan yang lebih rendah antara 5 hingga 9 meter kemudian mengeluarkan ”nyanyian” yang khas. Siamang akan mengeluarkan suara yang nyaring ketika terdapat bahaya mengancamnya. Pada dasarnya suara yang dikeluarkan siamang dibagi menjadi tujuh jenis, antara lain wa, hoo, dan waoo. Meski demikian siamang menggunakan rangkaian suara yang berbeda saat berduet dipagi hari dan saat melihat predator. Temuan ini dapat mengungkap proses evolusi terbentuknya bahasa. Hal ini merupakan dukungan bagi para ilmuwan untuk mengungkap bahwa bahasa manusia berakar dari bentuk komunikasi awal yang juga dilakukan primata.
Makanan
Siamang merupakan omnivora(pemakan tumbuhan dan daging). Mereka mencari makan sepanjang hari. Makanan mereka terdiri atas 80 % dari daun, biji, bunga, kulit pohon, dan pucuk tanaman. Selain itu, mereka juga memakan serangga, laba-laba, vertebrata kecil, telur burung dan burung kecil. siamang biasanya menangkap burung yang terbang dengan bergelantung di pohon. Tangan yang satu memegang cabang sedangkan tangan yang lain untuk meraih buruan. Siamang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk makan.
Siamang takut akan air. Proses meminum air dilakukan dengan cara mencelupkan kaki depannya ke dalam air,kemudian menghisap air yang menempel atau meresap pada rambut-rambut kakinya. Selain itu, air juga didapatkan dari pokok tumbuhan yang dimakannya.
reproduksi
Usia siamang berkisar antara 25 sampai 30 tahun. Siamang merupakan hewan yang monogami dan setia kepada pasangannya. Periode kehamilan berlangsung selama 7.5 bulan atau 230-235 hari. Kelahiran seekor anak terjadi dalam rentang waktu 2 sampai 3 tahun. Siamang mulai dapat bereproduksi pada usia 12-13 tahun. Seekor betina, jarang melahirkan bayi siamang lebih dari sepuluh anak selama masa hidupnya. Bayi yang baru lahir hanya memiliki rambut yang sedikit. Rambut hanya terdapat pada bagian atas kepala. Proses menyusui terjadi selama 1 tahun. Siamang tinggal bersama ibunya selama 6 tahun. Siamang jantan biasanya mengambil alih perawatan bayi siamang tersebut.
Setelah bayi lahir, bayi mengalami beberapa tahap, yaitu anak-anak tahap 1 berusia 2-4 tahun, bertubuh kecil, bepergian bebas tetapi masih diawasi oleh yang dewasa. Anak-anak tahap 2 dari 4-6 tahun, berukuran sedang dan mencari makanan sendiri. Tahap setengah dewasa berukuran besar namun masih hidup bersama keluarganya. Tahap dewasa, berukuran maksimal, hidup berpasangan dan meneruskan keturunan.
Sumber rujukan
Anonim, “http://greatbrandini.com/photo_gallery/miami_zoo/siamang_5Fmiami_ 5Fmetro_5F2007s.JPG” diakses tanggal 25 november 2008
Anonim,“http://homepage.mac.com/wildlifeweb/primate/PrimateWeek/siamang/. index.html.” diakses tanggal 22 november 2008
Anonim, “http://i.pbase.com/u35/dougj/large/16600533.138_3824p.jpg” diakses tanggal 25 november 2008
Anonim, “http://ms.Wikipedia.org/wiki/Siamang” diakses tanggal 12 november 2008
Anonim, “http://naskleng.blogspot.com/2008_05_01_archive.html” diakses tanggal 23 november 2008
Anonim,“ http://www.enchantedlearning.com/subjects/apes/siamang/” diakses tanggal 23 november 2008
Anonim, “http://www.fotawildlife.ie/images/Siamang%201comp.JPG” diakses tanggal 25 november 2008
Anonim,“http://www.wildlife.gov.my/printed_material/kbdMamClist/
Siamang.pdf” diakses tanggal 19 november 2008
David, j. Chiver. (1980). Malayan Forest Primates. England: Plenum press