sesudah kesulitan pasti ada kemudahan...asalkan ada niat....usaha......dan do'a....... keepp fight!!!!

Kamis, 30 Mei 2013


Kehidupan kupu-kupu sebagai salah satu filosofi kehidupan


Kupu-kupu adalah hewan yang sangat mungil dengan tubuh yang penuh dengan keindahan warna. Dalam taksonomi biologi, serangga ini termasuk dalam ordo Lepidoptera dengan berbagai macam spesies. Kupu-kupu memiliki bentuk yang khas dibandingkan dengan serangga yang lain. Selain bentuk sayapnya yang bervariasi diantara tiap spesiesnya, warna sayap kupu-kupu juga penuh dengan keindahan yang tiada tara.
Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang perlu diamati dalam kehidupan sehari-hari baik dari penampakannya maupun perilakunya. Perilaku kehidupan kupu-kupu dapat diibaratkan seseorang yang melakukan puasa atau telah berbuat taubat. Secara sederhana, kehidupan kupu-kupu berasal dari telur yang kemudian berkembang menjadi ulat. Dari ulat tersebut kupu-kupu akan berlanjut mengalami kepompong daan berubah menjadi kupu-kupu yang sebenarnya.
Kehidupan kupu-kupu memang menarik untuk dikaji lebih jauh khususnya bila ditinjau dari tingkah laku kupu-kupu tersebut. Awal pertama muncul didunia, kupu-kupu masih berupa telur yang hampir mirip dengan kehidupan manusia yaitu dalam kandungan ibu. Dalam beberapa hari, telur tersebut akan menetas menjadi ulat muda yang setara dengan bayi manusia. Kupu-kupu yang telah menetas akan berusaha beradaptasi yang pada akhirnya akan membawanya ke pertumbuhan yang lebih dewasa. Dalam kehidupan yang dewasa ini, ulat akan cenderung merusak tanaman. Hal ini dapat diibaratkan dengan seorang manusia yang mengalami gejolak kehidupan. Hal yang berbeda dari sini adalah kupu-kupu merusak tanaman karena mereka butuh makanan dan tempat tinggal. Mereka tidak akan merusak bila mereka mampu bertempat tinggal ditempat lain yang dapat membuat kupu-kupu tersebut merasa nyaman. Pada manusia, kerusakan tidak hanya terjadi karena keinginan bertahan hidup saja, akan tetapi juga karena merusak adalah sesuatu kesenangan tersendiri.
Sisi lain dari ulat adalah mereka mempunyai bulu-bulu yang halus dan sering kali nampak indah untuk dilihat. Dibalik keindahan bulu-bulu halus ini tersimpan sesuatu senjata yang unik yang dapat membuat lawannya berpikir dua kali untuk menyerangnya. Ketika diserang, ulat akan cenderung untuk mempertahankan diri atau mengalah dengan cara menyingkir dari tempat yang berbahaya tersebut. Sifat ini kadang berbalikan dengan keadaan manusia, yakni sifat untuk tidak mau mengalah walau kadang dalam keadaan yang salah.
Dari proses kehidupan kupu-kupu yang sangat berkaitan erat dengan filosofis agama adalah proses hidupnya pada tahap kepompong. Tahap kepompong pada ulat merupakan cerminan dari manusia yang sedang melaksanakan puasa. Ulat yang berada pada tahap kepompong akan berdiam diri untuk tidak melakukan sesuatu yang merusak bahkan akan selalu berdiam diri hingga tahap kepompong tersebut berakhir. Dalam tahap kepompong ini ulat juga akan menerima cobaan yang mempertaruhkan nyawanya. Bila ulat tidak mampu melewati masa ini, ulat akan berakhir dengan kematian. Namun bila ulat mampu bertahan hingga tahap kepompong berakhir, ulat tersebut akan berubah menjadi sesuatu yang lebih sempurna, baik dalam perilakunya maupun dalam penampakan bentuknya. Ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu akan mempunyai perbedaan sifat yang jauh sekali dari bentuk sebelumnya. Ulat yang dulunya berbentuk jelek, bahkan manusia jijik untuk memegangnya setelah berubah menjadi kupu-kupu maka manusia akan menyukainya dan tidak ragu untuk memegang dan memilikinya. Ulat yang dahulunya merusak dan memakan dedaunan tumbuhan, maka setelah menjadi kupu-kupu tidak akan merusak lagi. Mereka hanya mengambil sari madu tumbuhan. Cara pengambilan madu tersebut bahkan dengan lemah lembut yang tidak meninggalkan luka atau bekas yang berarti pada tumbuhan. Disamping hal itu, pengambilan madu ini juga membantu tumbuhan tersebut dalam penyerbukan sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan buah dan melanjutkan keturunan. Hal ini berbeda sekali dengan ulat yang merusak daun dan meninggalkan bekas yang nampak besar, bahkan dapat membuat tumbuhan tersebut mati.
Hal ini merupakan fenomena kehidupan yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam oleh manusia. Siklus dari kepompong hingga mencapai kupu-kupu tersebut dapat diaplikasikan bagi seseorang yang sedang melakukan ibadah puasa. Ketika berpuasa, seseorang harus menahan semua perbuatan buruk yang selalu menyertainya. Dia harus berusaha untuk berbuat baik dalam kehidupan sehari-harinya. Bila orang tersebut tidak mampu menjauhi perbuatan buruk tersebut maka orang tersebut dapat diibaratkan ulat yang gagal menjadi kupu-kupu. Namun bila seseorang mampu menjalaninya dengan baik maka orang tersebut setelah berpuasa akan berubah menjadi lebih baik, baik dalam tingkah laku maupun kepribadian. Dia tidak akan merugikan orang lain. Dia akan cenderung menolong orang lain.
Di masa modern yang cenderung tertuju pada ilmu dan teknologi, hal tersebut merupakan beberapa sifat yang dapat diambil hikmahnya dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia. Dengan mempelajari fenomena-fenomena kehidupan tersebut diharapkan manusia dapat menjadi lebih baik dan bijaksana dalam menyikapi kehidupan.

Rabu, 29 Mei 2013

DO'A SHOLAT DHUHA


read:

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shalihin.

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.